Rasa Aman Itu Mahal, Bung!


Rasa Aman Itu Mahal, Bung!
119

2779

0

1
Lindungi Rakyat dari Kejahatan dan Teror
 Tak hanya menyandang julukan kota paling macet di dunia, Jakarta adalah juga kota paling tak aman di antara 50 kota besar di dunia. Begitulah hasil riset The Economist Intelligence Unit yang digelar dengan tajukEIU Safe Cities Index 2015.
Bak “kebakaran jenggot”, pemerintah pun kemudian buru-buru menggelar operasi pengamanan besar-besaran. Lengkap dengan pengerahan alat-alat teknologi penunjang, seperti pemasangan ratusan kamera CCTV di ruang-ruang publik.
Tapi apa lacur? Alih-alih mereda, kasus kejahatan dan teror justru makin mencekam. Kasus pembegalan kini malah jadi pemandangan keseharian, bahkan tak jarang menggunakan cara-cara kekerasan hingga pembunuhan sadis.
Secara kuantitas jumlah kasus pembegalan di awal tahun 2015 memang tidak sebanyak pada tahun 2014. Namun, diakui oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Martinus Sitompul, terjadi peningkatan dari sisi kualitas.
Kualitas yang dimaksud ialah bentuk kekerasan yang dilakukan pembegal dalam melakukan aksinya. Saat ini, pelaku pembegalan tidak sungkan-sungkan melakukan kekerasan dengan senjata dan melukai korbannya. Menghadapi situasi seperti itu, masyarakat pun dibuat semakin geram. Apalagi fenomena buruk ini tak segera disambut dengan tindakan tegas oleh aparat kepolisian selaku penegak hukum dan pengayom masyarakat.

Celakanya, selain aksi kekerasan, didapati juga aksi teror yang kembali marak terjadi di beberapa wilayah, khususnya Jabodetabek. Peristiwa terakhir yang sempat membuat heboh pengunjung Mall ITC Depok adalah pada 23 Februari 2015 petang, ketika terjadi ledakan berskala ringan di dalam toilet lantai 2 (mezanine). Ledakan itu berasal dari sebuah bungkusan mencurigakan yang diduga sebagai bom.
Sebelumnya pada 21 Februari 2015 juga ditemukan benda mencurigakan yang dikirim seseorang melalui bungkusan paket ke alamat sebuah bengkel las di Ciketing Asem, Mustikajaya, Kota Bekasi. Tidak hanya itu. Pada 20 Februari 2015 perusahaan jasa pengiriman paket JNE Puri Indah, Kembangan, Jakarta Barat, juga menemukan paket mencurigakan yang diduga bom melalui hasil pemeriksaan X-Ray.
Terlepas dari upaya aparat keamanan yang tengah menyelidiki beberapa peristiwa tersebut, rentetan peristiwa itu memberikan sinyalemen bahwa tengah terjadi eskalasi aksi teror di Indonesia, khususnya diawal 2015 ini. Serangkaian aksi teror tersebut juga mengisyaratkan eksistensi dari sebuah kelompok atau jaringan teror di Indonesia yang masih sedemikian kuat, bahkan mungkin sedang beregenerasi dengan melahirkan sel-sel baru setelah banyak pentolannya berhasil ditangkap.
Imbas yang paling dirasakan adalah terjadinya krisis keamanan di tengah masyarakat. Rasa aman menjadi sebuah kebutuhan yang sulit didapat masyarakat saat ini. Kondisi tersebut memunculkan adanya ketidakpastian, instabilitas, dan minimnya jaminan perlindungan.
Sudah pasti ini semua akan berdampak buruk terhadap tingkat kepercayaan masyarakat kepada institusi penegak hukum. Selanjutnya bukan tak mungkin hal ini berpotensi mengarahkan pada indikator kegagalan sebuah negara. Bukankan negara didirikan untuk menjamin keamanan individual seluruh warga negaranya?
Begitu pentingnya kebutuhan akan rasa aman, sehingga psikolog Abraham Maslow pun jauh-jauh hari telah menempatkan komponen kebutuhan ini di atas kebutuhan fisiologis dalam teori hierarki kebutuhan seseorang. Seseorang, menurut Maslow, akan terdorong untuk memenuhi kebutuhan akan rasa aman setelah kebutuhan fisiologis berupa makanan, air, udara, tidur, dan kebutuhan dasar lain yang menunjang kelangsungan hidup terpenuhi.
Banyaknya peristiwa teror dan kejahatan tak hanya menjadi problem kriminalitas semata. Lebih dari itu ia akan membentuk persepsi negatif tentang keamanan di dalam negeri. Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan negara dalam membangun rasa aman pun bisa berakibat fatal: Menjadikan setiap orang mempersenjatai diri guna membangun benteng pengamanan masing-masing.
Masyarakat kemudian bertindak “mandiri” dengan menghakimi pelaku seperti yang terjadi pada pelaku pembegalan di Jalan Raya Ceger, Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan, pada 24 Februari 2015. Pelaku dianiaya sebelum kemudian dibakar massa.
Akankah para pemangku kepentingan membiarkan negeri ini menjadi negeri koboi? Percuma pemerintah menggelontorkan triliunan uang rakyat untuk membiayai kepolisian, bila warga negara tak bisa mendapatkan rasa aman. Kehadiran negara mutlak diperlukan dalam menciptakan sebuah kondisi yang menjamin keamanan bagi seluruh masyarakat. (http://indonesianreview.com/m-ahnas/rasa-aman-itu-mahal-bung)

Komentar