Mengelola penonton bayaran hingga peserta bayangan
Pengerahan massa tidak selalu identik dengan demonstrasi atau huru hara. Improvisasi dalam bisnis hiburan membuat pengerah massa menjadi profesi yang menjanjikan. Salah satu jenis pengerah massa yang paling populer adalah koordinator penonton. Berbagai acara musik, kuis, talkshow memerlukan sumber ‘keramaian’ yang memiliki nilai dihadapan sponsor. Melalui wawancara dengan SH, beberapa pengerah massa dan penyelenggara acara (EO) mengungapkan sisi bisnis pengerah massa yang berkembang saat ini. Setiap bulan, koordinator penonton mengerahkan 100-1.000 massa untuk memeriahkan rata-rata 46 acara TV baik on air atau off air setiap bulannya.
Dari acara-acara tersebut, koordinator dapat mengantongi lebih dari Rp 620.000 perbulan. EO menyebutkan dapat menggelontorkan Rp 4 juta perharinya atau Rp 21,3 juta setiap 5-6 acara setiap bulannya. Dengan demikian, koordinator penonton dapat meraih rata-rata penghasilan sebesar 25,9 juta setiap bulannya. Setelah dikurangi biaya man power untuk tim, transportasi dan konsumsi selama sebulan rata-rata sebesar Rp 14,7 juta, seorang koordinator acara dapat menikmati keuntungan bersih mencapai 11,2 juta per bulannya.Koordinator penonton harus mampu mengelola 100-1.000 massa dan mengklasifikasikan segmentasi massa sesuai dengan kebutuhan acara. Meskipun rata-rata dari mereka merupakan pengangguran, secara garis besar penonton bayaran dapat dibedakan menjadi 4 kategori.
Penonton kategori A merupakan anak muda (rata-rata 15-25 tahun) yang memiliki fisik yanggood looking. Bayaran kategori ini merupakan yang tertinggi yaitu rata-rata sebesar Rp 62.500 setiap acara sekali datang. Dengan rata-rata 1-3 acara perhari, penonton kategori A dapat mengumpulkan lebih dari Rp 100.000 atau memiliki penghasilan rata-rata Rp 3,2 juta setiap bulannya. Biasanya penonton kelas ini dipakai dalam acara yang di siarkan di TV, menggunakan studio yang kapasitasnya tidak lebih dari 150 orang.
Sementara dengan jumlah acara yang sama, penonton kategori B dihargai lebih dari Rp 61.000 atau penghasilan hingga Rp 1,5 juta tiap bulannya. Penonton kategori yang berusia antara 15-40 tahun ini tetap mempertimbangkan fisik dalam seleksinya walaupun dinilai masih dibawah kategori A. Ketegori penonton ini biasanya dipakai oleh acara yang memiliki anggaran yang minim namun tetap membutuhkan keramaian penonton.
Penonton kategori C merupakan penonton berusia beragam (15-50 tahun) yang tidak diberikan klasifikasi khusus dalam proses seleksinya dan paling murah bayarannya. Dengan rata-rata 1-3 acara perhari, penonton kategori C dihargai Lebih dari Rp 53.000 atau penghasilan hingga Rp 1,3 juta tiap bulannya. Jenis penonton ini biasanya dibutuhkan oleh acara indoor dengan kapasitas penonton yang besar atau outdoor yang membutuhkan tingkat keramaian yang tinggi.
Peserta Bayangan
Tidak hanya mengelola penonton, para pengerah massa dapat mencari rejeki sampingan melalui perlombaan atau kompetisi yang membutuhkan peserta yang banyak. Pada situasi ini, pengerah massa bermanfaat untuk memberikan kesan ‘ramai’ bagi sebuah perlombaan yang masih kekurangan target peserta melalui pengerahan peserta bayangan. Kurangnya target peserta akan mengecewakan pihak sponsor yang telah mendanai acara tersebut. Dalam sebulan, pengerah massa rata-rata mengambil 5 acara sehingga dapat menambah penghasilannya rata-rata sebesar Rp 1,9 juta.
Dari sisi keuntungan, biasanya EO dan pengerah massa memilih sistem bagi hasil per pendaftaran peserta yang didapat pengerah massa. Pihak EO memberikan diskon bagi peserta bayangan melalui pengerah massa rata-rata 18,3 persen setiap pendaftaran. Diskon itu belum termasuk komisi dan transportasi bagi pengerah massa lebih dari Rp 300.000 per acaranya. Untuk mendapatkan tambahan komisi tersebut, pengerah massa lagi-lagi harus mampu mengklasifikasi kebutuhan peserta yang diinginkan EO.
Untuk peserta yang memiliki kebutuhan dan hobi terhadap perlombaan, rata-rata pengerah massa dituntut mengumpulkan 50-100 orang. Pengerah massa dapat memungut rata-rata Rp 3.500 tiap pendaftaran yang didapatkan. Bagi acara yang membutuhkan peserta yang disesuaikan dengan segmen peserta tertentu (misal lomba mewarnai anak-anak), rata-rata pengerah massa dituntut mengumpulkan 200-300 orang. Pengerah massa dapat memungut rata-rata Rp 2.500 tiap pendaftaran yang didapatkan. Sementara itu bagi acara yang tidak membutuhkan segmentasi peserta tertentu, pengerah massa dituntut mengumpulkan 500-1.000 peserta dengan memungut rata-rata Rp 625 tiap pendaftaran yang didapatkan.
Dari acara-acara tersebut, koordinator dapat mengantongi lebih dari Rp 620.000 perbulan. EO menyebutkan dapat menggelontorkan Rp 4 juta perharinya atau Rp 21,3 juta setiap 5-6 acara setiap bulannya. Dengan demikian, koordinator penonton dapat meraih rata-rata penghasilan sebesar 25,9 juta setiap bulannya. Setelah dikurangi biaya man power untuk tim, transportasi dan konsumsi selama sebulan rata-rata sebesar Rp 14,7 juta, seorang koordinator acara dapat menikmati keuntungan bersih mencapai 11,2 juta per bulannya.Koordinator penonton harus mampu mengelola 100-1.000 massa dan mengklasifikasikan segmentasi massa sesuai dengan kebutuhan acara. Meskipun rata-rata dari mereka merupakan pengangguran, secara garis besar penonton bayaran dapat dibedakan menjadi 4 kategori.
Penonton kategori A merupakan anak muda (rata-rata 15-25 tahun) yang memiliki fisik yanggood looking. Bayaran kategori ini merupakan yang tertinggi yaitu rata-rata sebesar Rp 62.500 setiap acara sekali datang. Dengan rata-rata 1-3 acara perhari, penonton kategori A dapat mengumpulkan lebih dari Rp 100.000 atau memiliki penghasilan rata-rata Rp 3,2 juta setiap bulannya. Biasanya penonton kelas ini dipakai dalam acara yang di siarkan di TV, menggunakan studio yang kapasitasnya tidak lebih dari 150 orang.
Sementara dengan jumlah acara yang sama, penonton kategori B dihargai lebih dari Rp 61.000 atau penghasilan hingga Rp 1,5 juta tiap bulannya. Penonton kategori yang berusia antara 15-40 tahun ini tetap mempertimbangkan fisik dalam seleksinya walaupun dinilai masih dibawah kategori A. Ketegori penonton ini biasanya dipakai oleh acara yang memiliki anggaran yang minim namun tetap membutuhkan keramaian penonton.
Penonton kategori C merupakan penonton berusia beragam (15-50 tahun) yang tidak diberikan klasifikasi khusus dalam proses seleksinya dan paling murah bayarannya. Dengan rata-rata 1-3 acara perhari, penonton kategori C dihargai Lebih dari Rp 53.000 atau penghasilan hingga Rp 1,3 juta tiap bulannya. Jenis penonton ini biasanya dibutuhkan oleh acara indoor dengan kapasitas penonton yang besar atau outdoor yang membutuhkan tingkat keramaian yang tinggi.
Peserta Bayangan
Tidak hanya mengelola penonton, para pengerah massa dapat mencari rejeki sampingan melalui perlombaan atau kompetisi yang membutuhkan peserta yang banyak. Pada situasi ini, pengerah massa bermanfaat untuk memberikan kesan ‘ramai’ bagi sebuah perlombaan yang masih kekurangan target peserta melalui pengerahan peserta bayangan. Kurangnya target peserta akan mengecewakan pihak sponsor yang telah mendanai acara tersebut. Dalam sebulan, pengerah massa rata-rata mengambil 5 acara sehingga dapat menambah penghasilannya rata-rata sebesar Rp 1,9 juta.
Dari sisi keuntungan, biasanya EO dan pengerah massa memilih sistem bagi hasil per pendaftaran peserta yang didapat pengerah massa. Pihak EO memberikan diskon bagi peserta bayangan melalui pengerah massa rata-rata 18,3 persen setiap pendaftaran. Diskon itu belum termasuk komisi dan transportasi bagi pengerah massa lebih dari Rp 300.000 per acaranya. Untuk mendapatkan tambahan komisi tersebut, pengerah massa lagi-lagi harus mampu mengklasifikasi kebutuhan peserta yang diinginkan EO.
Untuk peserta yang memiliki kebutuhan dan hobi terhadap perlombaan, rata-rata pengerah massa dituntut mengumpulkan 50-100 orang. Pengerah massa dapat memungut rata-rata Rp 3.500 tiap pendaftaran yang didapatkan. Bagi acara yang membutuhkan peserta yang disesuaikan dengan segmen peserta tertentu (misal lomba mewarnai anak-anak), rata-rata pengerah massa dituntut mengumpulkan 200-300 orang. Pengerah massa dapat memungut rata-rata Rp 2.500 tiap pendaftaran yang didapatkan. Sementara itu bagi acara yang tidak membutuhkan segmentasi peserta tertentu, pengerah massa dituntut mengumpulkan 500-1.000 peserta dengan memungut rata-rata Rp 625 tiap pendaftaran yang didapatkan.
Sumber : Sinar Harapan
Komentar
Posting Komentar