Kita dikejutkan lagi oleh aksi teror yang terjadi di Tangerang, pagi kemarin (20/10). Tiga orang polisi diserang hingga mengalami luka tusuk di Pos Lalu Lintas, Jl Perintis Kemerdekaan, Cikokol, Tangerang. Pelaku yang diketahui bernama Sultan Azianzah, 22, dinyatakan tewas oleh polisi ketika dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Polri Said Soekanto.
Kita bersyukur tiga anggota polisi dalam kondisi selamat meski masih harus menjalani perawatan di rumah sakit. Kapolsek Tangerang Kota Kompol Efendi ditusuk di bagian dada.
Dua orang polisi lagi yakni Kanit Dalmas Polres Metro Tangerang Kota Iptu Bambang Haryadi, luka di bagian dada kiri dan punggung kiri, dan anggota Satuan Lalu Lintas Polsek Benteng, Tangerang, Bripka Sukardi dibacok di bagian punggung kanan dan lengan kanan.
Meski pelaku hanya menggunakan golok, aksi di Cikokol Tangerang itu jelas merupakan teror. Dari penjelasan pihak kepolisian, ada indikasi Sultan yang melakukan penyerangan terkait dengan kelompok teroris.
Dalam bahasa Ketua Setara Institute, Hendardi, penyerangan terhadap Kapolsek Tangerang dan dua anggota polisi lainnya adalah ancaman nyata kekerasan dan teror yang terjadi di ruang publik yang dapat menyasar siapapun.
Harian ini berpendapat, tindakan Sultan tersebut harus benar-benar mencermati ancaman teror tersebut karena bisa dengan mudah menyebar. Pasalnya, kejadian tersebut bisa menjadi contoh yang teramat gampang ditiru oleh orang-orang, terutama anak muda, yang kepalanya sudah dijejali paham-paham radikal.
Bayangkan, hanya dengan bermodal golok, Sultan berhasil melukai tiga orang polisi yang dianggap sebagai anshor thagut. Istilah dalam bahasa Arab ini kalau diterjemahkan secara bebas kira-kira artinya pembela atau pendukung iblis, pembela berhala, atau pembela orang yang tidak menerapkan hukum Islam.
Teror di Cikokol Tangerang itu bisa menjadi bukti bagi sebagian orang bahwa tidak perlu senjata api atau bom, misalnya, untuk menyerang aparat keamanan terutama polisi. Kalau polisi saja bisa diserang begitu, apalagi masyarakat sipil?
Tentu saja tidak boleh juga terlalu cepat menyimpulkan bahwa Sultan terkait dengan teroris internasional. Kita berharap, aparat kepolisian bisa dengan cepat mengungkap berbagai kemungkinan yang melingkupi aksi teror di Cikokol.
Kalau melihat dari sisi jumlah korban yang ditimbulkan, teror oleh anak muda berusia 22 tahun mungkin bisa dipandang kecil. Namun, yang perlu diingat, tujuan utama dari teror tidak melulu soal jumlah korban. Teror bertujuan untuk menyebarkan rasa takut.
Harian ini juga mengingatkan agar polisi dan masyarakat tidak memandang enteng kejadian di Tangerang itu meski juga tidak boleh menjadi ketakutan berlebihan. Kewaspadaan aparat keamanan harus tetap tinggi.
Hal di atas harus menjadi perhatian karena di beberapa wilayah akan digelar pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada 2017. Pesta demokrasi itu, dengan segala potensi konflik yang muncul, bisa menjadi ladang yang subur untuk disusupi oleh aksi teror.
Dalam berbagai penjelasan, aparat sudah memetakan daerah mana yang dipandang rawan konflik pada Pilkada serentak 2017. Gejolak yang mungkin muncul sebagai akibat kontestasi Pilkada 2017 benarbenar harus diantisipasi. Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 adalah salah satu contoh pilkada yang berpotensi memunculkan gejolak dengan melihat apa yang terjadi sebelum-sebelumnya.
Harian ini mengapresiasi apa yang sudah dilakukan aparat keamanan dan penegak hukum menjaga kestabilan keamanan selama dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Tentu berbagai catatan bisa disematkan dalam penilaian itu. Kita, misalnya, dikejutkan dengan aksi bom dan penembakan di Jalan Thamrin pada awal Januari lalu. Aparat menyebut pelaku di Jl Thamrin memiliki hubungan dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Kemudian, pada awal Juli, terjadi bom bunuh diri di Markas Kepolisian Resor Surakarta. Lagi-lagi, aksi ini disebut-sebut terkait dengan gerakan ISIS yang memang mendapatkan tempat di sini bagi sebagian orang. Kasus di Tangerang menambah deretan aksi teror meski dalam skala yang kecil.
Kita berharap pemerintah dan aparat keamanan bisa dengan cepat mengembalikan dan menjaga rasa aman di masyarakat yang pasti sedikit terganggu dengan kejadian di Tangerang.(http://koran.bisnis.com/read/20161021/245/594523/menjaga-rasa-aman)
Komentar
Posting Komentar